SERAR WULANGREH PUPUH V MASKUMAMBANG
01
Nadyan silih bapa
biyung kaki nini, sadulur myang sanak, kalamun muruk tan becik, nora pantes yen
den nuta.
Meskipun ayah, ibu,
kakek, maupun nenek jika nasihatnya tidak baik, maka jangan kau dengar, tidak
patut kau turuti.
02
Apan kaya mangkono
karepaneki, sanadyan wong liya, kalamun watake becik, miwah tindake prayoga.
Demikian seharusnya.
Meskipun orang lain, namun memiliki tabiat dan tingkah lakunya yang baik
03
Iku pantes yen sira
tiruwa ta kaki, miwah bapa biyung, amuruk watek kang becik, iku kaki estokena.
Itu pantas kau tiru,
Nak, begitu pula jika ayah dan ibu memiliki nasihat yang baik, maka turutilah,
Nak.
04
Wong tan manut
pitutur wong tuwa ugi, pan nemu duraka, ing dunya praptaning akhir, tan wurung
kasurang-surang.
Orang yang tidak
mentaati orang tua itu durhaka, dia akan kena kutuk sejak hidup di dunia sampai
di alam akhir
05
Maratani mring anak
putu ing wuri, den padha prayitna, aja sira kumawani, ing bapa tanapi biyang.
Hingga kelak ke anak
cucu. Oleh karena itu, perhatikan sungguh-sungguh, jangan engkau kurang ajar
kepada ayah atau ibu
06
Ana uga
etung-etungane kaki, lelima sinembah, dununge sawiji-wiji, sembah lelima
punika.
Ada juga yang disebut
dengan lima sujud (bakti), Nak. Adapun kelima jenis sujud (bakti) itu adalah:
07
Kang dhingin rama ibu
kaping kalih, marang maratuwa, lanang wadon kaping katri, ya marang sadulur
tuwa.
Yang pertama ayah dan
ibu, kedua kepada mertua baik laki-laki maupun perempuan, ketiga kepada saudara
tua
08
Kaping pate marang
guru sayekti, sembah kaping lima marang Gustinira yekti, parincine kawruhana.
Keempat kepada guru,
sedangkan kelima kepada raja (atasan). Adapun penjelasannya adalah
09
Pramila rama ibu den
bekteni, kinarya jalaran, anane badan puniki, kinawruhan padhang hawa.
Mengapa ayah dan ibu
harus dibaktikan, sebab keduanya adalah perantara yang menyebabkan kita hadir
di dunia
10
Uripira pinter
samubarang kardi, saking ibu rama, ing batin saking Hyang Widdhi, milane wajib
sinembah.
Semua kepandaianmu
bermula dari ayah dan ibu yang secara mata batin berasal dari Yang Mahakuasa.
Oleh karena itu (mereka) patut kau sembah.
11
Ya mulane maratuwa
jalu estri, pan wajib sinembah, angsung kabungahan tuwin, aweh rasa ingkang
nyata.
Mengapa kedua
mertuamu patut kau sembah, sebab mereka memberimu kebahagiaan dan kenikmatan
sejati
12
Katanipun sadulur
tuwa puniki, pan wajib sinembah, gegentening bapa benjing, mulane guru
sinembah.
Sementara saudara tua
harus kau sembah karena ia adalah ganti ayah kelak. Adapun guru wajib disembah karena
13
Kang atuduh
sampurnanning urip, tumekeng antaka, madhangken pethenging ati, anuduhaken
marga mulya.
Yang menunjukkan
kesempurnaan hidup sampai datangnya kematian, menerangkan gelapnya hati,
menunjukkan jalan kemulyaan
14
Wong duraka ing guru
abot sayekti, milae den padha, mintaa sih ywa nganti, suda kang dadi sihira.
Orang yang dikutuk
guru sangat berat, oleh karena itu mengharaplah kasih sayang guru kepadamu
jangan sampai berkurang
15
Kaping lima dununge
sembah puniki, mring Gusti Kang Murba, ing pati kalawan urip, aweh sandhang
lawan pangan.
Adapun sembah yang
kelima adalah kepada raja yang berkuasa atas hidup dan matimu, memberimu sndang
dan pangan
16
Wong neng dunya kudu
manut marang Gusti, lawan dipunawas, sapratingkahe den esthi, aja dumeh wus
awirya.
Orang yang hidup
seyogyanya berbakti kepada raja serta menjaga segala tindakan agar selalu
benar, jangan sombong meskipun sudah berkuasa
17
Nora beda putra
santana wong cilik, yen padha ngawula, pan kabeh namaning abdi, yen dosa kukume
padha.
Tidak berbeda antara
putra raja dan kerabat raja dengan rakyat jelata dalam hal mengabdi. Bukankah
kedudukan abdi semuanya sama di mata hukum?
18
Yen rumasa putra
santana sireki, dadine tyasira, angendiraken sayekti, nora wurung anemu papa.
Jika kau merasa
sebagai putra raja atau kerabat raja, itu artinya kau menyombongkan diri, hal
ini akan menyebabkan kesulitan bagimu
19
Angungasken putra
sentananeng Aji, iku kaki aja, wong suwita nora keni, kudu wruh ing karyanira.
Janganlah kau
mengagungkan diri sebagai putra raja, Anakku orang yang mengabdi (kepada raja)
tidak boleh demikian, kau harus tahu kewajiban
20
Yen tinuduh marang
Sang Maha Narpati, sabarang tuduhnya, iku estokna ugi, karyanira sungkemana.
Jika diperintah oleh
Sri Baginda, apapun bentuk printahnya, maka hormati dan taati perintahnya
21
Aja mengeng ing
parentah sang siniwi, den pethel aseba, aja malincur ing kardi, lan aja ngepluk
sungkanan.
Janganlah menghindar
pada perintah raja. Rajinlah menghadap dan jangan malas menjalankan tugas.
Jangan sering terlambat dan menolak tugas
22
Luwih ala-alane ing
wong ngaurip, wong ngepluk sungkanan, tan patut ngawuleng aji, angengera
sapa-sapa.
Seburuk-buruknya
orang hidup adalah bangun terlambat dan menolak kewajiban. Jika mengabdi kepada
raja bahkan mengabdi kepada siapapun, hal itu tidak layak
23
Angengera ing bapa
biyung pribadi, yen ngepluk sungkanan, nora wurung den srengeni, binalang miwah
pinala.
Ikut pada ayah maupun
ibu sekalipun, jika bangun terlambat dan menolak kewajiban pasti dimarahi, disambit,
atau dipukul
24
Apa kaya mangkono
ngawuleng aji, yen ngepluk sungkanan, tan wurung manggih bilahi, ing wuri aja
ngresula.
Demikan pula mengabdi
kepada raja, jika bangun terlambat dan malas akan celaka, (jika terjadi hal
demikian) jangan kau menyesal di belakang hari
25
Pan kinarya dhewe
bilahine ugi, lamun tinemenan, sabarang karyaning Gusti, lahir batin tan
suminggah.
Bukankah celakanya
itu hasil kerjanaya juga? Jika kau bersungguh-sungguh secara lahir batin,
jangan kau menghindar
26
Mapan Ratu tan duwe
kadang myang siwi, sanak prasanakan, tanapi garwa kekasih, amung bener agemira.
Karena memang raja
tidak memiliki putra, saudara, dan kerabat, demikian puia (raja) tidak memiliki
istri atau kekasih, yang dipegang hanya aturan
27
Kukum adil adat waton
kang denesthi, mulane ta padha, den rumeksa marang Gusti, endi lire wong
rumeksa.
Hukum yang adil dan
adat istiadat, itu yang dijalankan raja. Oleh karena itu, jagalah. Adapun cara
menjaga raja adalah
28
Dipun gemi nastiti
ngati-ati, gemi mring kagungan, ing Gusti ywa sira wani, anggegampang lawan aja
Hidup hemat, teliti,
damn hati-hati. Janganlah kau menggampangkan milik raja, juga jangan
29
Wani-wani nuturken
wadining Gusti, den bisa rerawat, ing wewadi sang siniwi, nastiti barang
parentah.
sekalipun berani
membocorkan rahasia raja. Simpanlah rapat-rapat rahasia raja dan cermati
selurruh perintahnya.
30
Ngati-ati ing rina
kalawan wengi, ing rumeksanira, lan nyadhong karsaning Gusti, Dudukwuluhe kang
tampa.
Cermatilah segala
milik raja dan berhati-hatilah siang dan malam sambil menerima perintah raja
(dudukwuluhe adalah isyarat pola tembang berikutnya, yaitu dudukwuluh)
Posting Komentar untuk "SERAR WULANGREH PUPUH V MASKUMAMBANG"
Berkomentarlah dengan baik dan dengan menggunakan kata-kata yang sopan.